Senin, 29 Juni 2015
Selasa, 23 Juni 2015
Pile File
File Pile
Organisasi File dan File Pile
Macam Organisasi File
Struktur Dasar:
Pile (tumpukan)
File sekuen berurutan (sequential file)
Struktur File dengan indeks:
File sekuen berindeks (indexed sequential file)
File berindeks majemuk (multiply indexed file)
Struktur Dasar:
Pile (tumpukan)
File sekuen berurutan (sequential file)
Struktur File dengan indeks:
File sekuen berindeks (indexed sequential file)
File berindeks majemuk (multiply indexed file)
Macam Organisasi File (2 dari 2)
Struktur file spesifikasi keperluan sistem komputer:
File hash (hashed fileatau direct file)
File multiring (multiring file)
Struktur file spesifikasi keperluan sistem komputer:
File hash (hashed fileatau direct file)
File multiring (multiring file)
Alaasan Organisasi File
Waktu tanggap yang cepat sering dikehendaki terhadap perangkat lunak.
Sering konstrain kinerja perangkat lunak ditentukan penggunanya secara waktu nyata.
Perlu persiapan perangkat lunak yang cukup untuk dimuatkan ke dalam memori.
Perlu kemudahan dalam penggunaannya.
Waktu tanggap yang cepat sering dikehendaki terhadap perangkat lunak.
Sering konstrain kinerja perangkat lunak ditentukan penggunanya secara waktu nyata.
Perlu persiapan perangkat lunak yang cukup untuk dimuatkan ke dalam memori.
Perlu kemudahan dalam penggunaannya.
FILE PILE
Definisi Pile
Merupakan struktur paling sederhana.
Struktur ini jarang digunakan secara praktis secara sendirian tetapi merupakan basis evaluasi struktur lain.
Merupakan dasar evaluasi bagi struktur lainnya.
Istilah pile digunakan dengan istilah lain yaitu file heap atau ada juga yang mengistilahkan file sekuen.
Beberapa bahasa pemrograman seperti Basic, PL/I menyebutkan sebagai pile disebut file sekuen dengan batasan ketat.
Merupakan struktur paling sederhana.
Struktur ini jarang digunakan secara praktis secara sendirian tetapi merupakan basis evaluasi struktur lain.
Merupakan dasar evaluasi bagi struktur lainnya.
Istilah pile digunakan dengan istilah lain yaitu file heap atau ada juga yang mengistilahkan file sekuen.
Beberapa bahasa pemrograman seperti Basic, PL/I menyebutkan sebagai pile disebut file sekuen dengan batasan ketat.
Struktur Pile
Record tersusun berdasarkan kedatangannya dan disusun bertumpuk.
Tidak perlu memiliki elemen data yang sama, namun data yang disimpan harus disimpan secara lengkap, yaitu atribut maupun nilainya.
Record tersusun berdasarkan kedatangannya dan disusun bertumpuk.
Tidak perlu memiliki elemen data yang sama, namun data yang disimpan harus disimpan secara lengkap, yaitu atribut maupun nilainya.
Properti Struktur Pile
Data tidak dianalisis, dikategorikan, atau harus memenuhi definisi atau ukuran field tertentu.
Panjang rekord dapat bervariasi dan elemen-elemen data tidak perlu serupa.
Data tidak dianalisis, dikategorikan, atau harus memenuhi definisi atau ukuran field tertentu.
Panjang rekord dapat bervariasi dan elemen-elemen data tidak perlu serupa.
Karakteristik Struktur Pile
Biasanya data ditumpuk secara kronologis.
Tak ada keterkaitan antara ukuran file, rekord, dan blok.
Elemen data dapat beragam, dapat berbeda untuk setiap rekord (berisi atribut dan nilai).
Data harus disimpan secara lengkap beserta nama atributnya, tidak cuma nilai atributnya.
Biasanya data ditumpuk secara kronologis.
Tak ada keterkaitan antara ukuran file, rekord, dan blok.
Elemen data dapat beragam, dapat berbeda untuk setiap rekord (berisi atribut dan nilai).
Data harus disimpan secara lengkap beserta nama atributnya, tidak cuma nilai atributnya.
Komponen File Pile
Hanya file berisi data.
Berisi file-file yang bersifat koleksi.
Hanya file berisi data.
Berisi file-file yang bersifat koleksi.
Kelebihan Vs Kekurangan
Kelebihan: Kemudahan untuk diciptakan. Panjang record dan format record yang bervariasi. File pile tidak memiliki ketentuan ketika record data tersebut dimasukkan.
Kekurangan: Sulitnya melakukan pencarian data. Ukuran record yang bervariasi dan elemen data yang berbeda-beda menyebabkan record dalam file pile menjadi sulit ketika hendak dicari. Waktu pengaksesan lambat. Jarang digunakan untuk pemrosesan.
Kelebihan: Kemudahan untuk diciptakan. Panjang record dan format record yang bervariasi. File pile tidak memiliki ketentuan ketika record data tersebut dimasukkan.
Kekurangan: Sulitnya melakukan pencarian data. Ukuran record yang bervariasi dan elemen data yang berbeda-beda menyebabkan record dalam file pile menjadi sulit ketika hendak dicari. Waktu pengaksesan lambat. Jarang digunakan untuk pemrosesan.
Struktur dan Pengaksesan
Record berelasi dengan suatu objek atau kejadian di dunia nyata.
Rekord berisi elemen-elemen (fields) data dan tiap elemen data perlu mempunyai identifikasi.
Identifikasi pada pile adalah berupa nama atribut secara eksplisit.
Contoh: tinggi = 165. Nilai elemen data adalah 165 dan nama deskripsi adalah tinggi.
Setiap elemen data di pile berbentuk tuple dua komponen disebut pasangan nama atribut-nilai atribut.
Format Rekord: sejumlah pasangan untuk mendefinisikan objek dan mengasosiasikan data dengan objek.
Contoh:
Arti Nama dan Nilai Atribut
Nama Atribut
Nama, jurusan, alamat, umur, tinggi
Nilai Atribut
Record berelasi dengan suatu objek atau kejadian di dunia nyata.
Rekord berisi elemen-elemen (fields) data dan tiap elemen data perlu mempunyai identifikasi.
Identifikasi pada pile adalah berupa nama atribut secara eksplisit.
Contoh: tinggi = 165. Nilai elemen data adalah 165 dan nama deskripsi adalah tinggi.
Setiap elemen data di pile berbentuk tuple dua komponen disebut pasangan nama atribut-nilai atribut.
Format Rekord: sejumlah pasangan untuk mendefinisikan objek dan mengasosiasikan data dengan objek.
Contoh:
Arti Nama dan Nilai Atribut
Nama Atribut
Nama, jurusan, alamat, umur, tinggi
Nilai Atribut
Penggunaan Pile
File-file sistem
File log (mencatat kegiatan)
File-file penelitian / medis
File teks
Config.sys
Variable-lengthrecord
Variablesetoffield
Chronologicalorder
File-file sistem
File log (mencatat kegiatan)
File-file penelitian / medis
File teks
Config.sys
Variable-lengthrecord
Variablesetoffield
Chronologicalorder
Pengukuran Kuantitatif File
TF: Waktu yang dibutuhkan untuk mengambil (fetch) 1 record
TN: Waktu untuk mendapatkan 1 record berikutnya
TI: Waktu insert 1 record
TU: Waktu update 1 record
TX: Waktu pembacaan seluruh record
TY: Waktu reorganisasi file4/10/2012
TF: Waktu yang dibutuhkan untuk mengambil (fetch) 1 record
TN: Waktu untuk mendapatkan 1 record berikutnya
TI: Waktu insert 1 record
TU: Waktu update 1 record
TX: Waktu pembacaan seluruh record
TY: Waktu reorganisasi file4/10/2012
Pengukuran Kinerja Pile
Record size (R), record size rata-rata
R = a’ (A + V + 2)
a’ = rata –rata jumlah atribut
A = ukuran rata –rata atribut (field)
V = ukuran rata –rata nilai
Fetch record (TF)
Data tidak tersusun baik, maka TFrelatif tinggi
Record dicari secara serial, blok per blok
TF= ½ b (B / t’)
Get next record (TN)
Tidak ada pengurutan dalam pile, TN= TF
Record size (R), record size rata-rata
R = a’ (A + V + 2)
a’ = rata –rata jumlah atribut
A = ukuran rata –rata atribut (field)
V = ukuran rata –rata nilai
Fetch record (TF)
Data tidak tersusun baik, maka TFrelatif tinggi
Record dicari secara serial, blok per blok
TF= ½ b (B / t’)
Get next record (TN)
Tidak ada pengurutan dalam pile, TN= TF
Pengukuran Kinerja Pile
Insert Time (TI)
Record baru disimpan di akhir file
TI= s + r + btt + tRW
Update Time (TU)
Bila ukuran record tetap TU= TF+ TRW
Bila berubah TU= TF+ TRW+ TI
Baca seluruh file (TX) = 2 (TF) = n. R / t’4/10/2012nts/sb/tiuajm20Pengukuran Kinerja File
Reorganization time (TY)
TY= (n + o) R / t’ + (n + o –d) R / t’
File akan bertambah dari n ke n + o –d
o : jumlah record yang ditambahkan
o = ninsert+ v
ninsert: jumlah record yang diinsert
v : jumlah record yang diupdate dengan menandai
yang didelete dan menambah record baru
d : jumlah record yang ditandai untuk didelete
Insert Time (TI)
Record baru disimpan di akhir file
TI= s + r + btt + tRW
Update Time (TU)
Bila ukuran record tetap TU= TF+ TRW
Bila berubah TU= TF+ TRW+ TI
Baca seluruh file (TX) = 2 (TF) = n. R / t’4/10/2012nts/sb/tiuajm20Pengukuran Kinerja File
Reorganization time (TY)
TY= (n + o) R / t’ + (n + o –d) R / t’
File akan bertambah dari n ke n + o –d
o : jumlah record yang ditambahkan
o = ninsert+ v
ninsert: jumlah record yang diinsert
v : jumlah record yang diupdate dengan menandai
yang didelete dan menambah record baru
d : jumlah record yang ditandai untuk didelete
Soal Latihan
Diketahui suatu sistem dikelola secara Pile:
Jumlah record di file (n) = 10.600 record
Jumlah field rata-rata (a’) = 5 field
Panjang nama field rata-rata (A) = 7 byte
Panjang nilai rata-rata (V) = 15 byte
Data disimpan pada harddisk dengan karakteristik:
Putaran disk = 6000 rpm
Seek time (s) = 5 ms = 0,005 s
Transfer rate (t) = 2048 byte/s
Waktu untuk pembacaan dan penulisan (TRW) = 2 ms
Ukuran blok (B) = 1024 byte
Ukuran pointer blok (P) = ukuran record mark (M) = 8 byte
Ukuran IBG (G) = 512 byte
Hitunglah :
Panjang record (R)
Waktu fetch sebuah record (TF)
Waktu mendapatkan next record (TN)
Waktu insert sebuah record (TI)
Waktu update (TU)
Waktu baca seluruh file (TX)
Waktu reorganisasi (TY)
Metode blocking yang digunakan = variable-spanned blocking
Diketahui suatu sistem dikelola secara Pile:
Jumlah record di file (n) = 10.600 record
Jumlah field rata-rata (a’) = 5 field
Panjang nama field rata-rata (A) = 7 byte
Panjang nilai rata-rata (V) = 15 byte
Data disimpan pada harddisk dengan karakteristik:
Putaran disk = 6000 rpm
Seek time (s) = 5 ms = 0,005 s
Transfer rate (t) = 2048 byte/s
Waktu untuk pembacaan dan penulisan (TRW) = 2 ms
Ukuran blok (B) = 1024 byte
Ukuran pointer blok (P) = ukuran record mark (M) = 8 byte
Ukuran IBG (G) = 512 byte
Hitunglah :
Panjang record (R)
Waktu fetch sebuah record (TF)
Waktu mendapatkan next record (TN)
Waktu insert sebuah record (TI)
Waktu update (TU)
Waktu baca seluruh file (TX)
Waktu reorganisasi (TY)
Metode blocking yang digunakan = variable-spanned blocking
Pembahasan Soal
Panjangrecord(R)
R=a’(A+V+2)
=5(7+15+2)
=5(24)=120byte
TF=½b(B/t’)=½(n.R/B)(B/t’)=½n(R/t’)
R=a’(A+V+2)
=5(7+15+2)
=5(24)=120byte
TF=½b(B/t’)=½(n.R/B)(B/t’)=½n(R/t’)
Bfr=(B–P)/(R+M)
=(1024–8)/(120+8)
=7,93=7record
=(1024–8)/(120+8)
=7,93=7record
W=M+(P+G)/Bfr
=8+(8+512)/7
=8+(520/7)=8+74,28=82byte4/10/2012
=8+(8+512)/7
=8+(520/7)=8+74,28=82byte4/10/2012
t’= (t / 2) (R / (R + W))
= (2048 / 2) (120 / (120 + 82))
= 1024 (120 / 202)
= 1024 (0,594) = 608 byte / s
TF= ½ n (R / t’)
= ½ (10600) (120 / 608)
= 5300 (0,197) = 1046,05 s
= (2048 / 2) (120 / (120 + 82))
= 1024 (120 / 202)
= 1024 (0,594) = 608 byte / s
TF= ½ n (R / t’)
= ½ (10600) (120 / 608)
= 5300 (0,197) = 1046,05 s
TN= TF= 1046,05 s
TI= s + r + btt + TRW
r = (60 . 1000) / (2 . 6000) = 5 ms = 0,005 s
Btt = B / t = 1024 / 2048 = 0,5 s
TI= s + r + btt + TRW= s + r + btt + 2r
= 0,005 + 0,005 + 0,5 + 2 (0,005) = 0,52 s
= 0,005 + 0,005 + 0,5 + 2 (0,005) = 0,52 s
TU= TF+ TRW+ TI
= 1046,05 + 2 (0,005) + 0,52 = 1046,58 s
= 1046,05 + 2 (0,005) + 0,52 = 1046,58 s
TX= n. R / t’ = 10600 (120 / 608) = 2092 record / s
TY= (n + o) R / t’ + (n + o –d) R / t’
= n. R / t’ + n. R / t’ = 2 n. R / t’ = 2 TX
= 2 (2092) = 4184 record / sLatihan (Bambang 169)
= n. R / t’ + n. R / t’ = 2 n. R / t’ = 2 TX
= 2 (2092) = 4184 record / sLatihan (Bambang 169)
Dengan menggunakan data pada Latihan sebelumnya, hitunglah R, TF, TN, TI, TU, TX, TYbila digunakan variable-length unspanned blocking.
Latihan
Hitunglah R, TF, TN, TI, TU, TX, TYdengan data berikut:
Struktur File adalah Pile
Parameter Harddisk
Putaran disk (RPM) adalah 6000 rpm
Seek Time (s) 5 ms
Transfer rate (t) sebesar 2 Kbyte/me atau 2048 byte/ms
Operasi pembacaan dan penulisan (TRW) sebesar 2 ms
Parameter penyimpanan
Variable-length spanned blocking
Ukuran blok (B) = 4096 byte
Ukuran pointer blok (P) = 8 byte
Ukuran interblok gap (G) = 512 byte
Parameter file
Jumlah rekord (n) adalah 10600 rekord
Jumlah field (a’) rata-rata adalah 15
Panjang nama rata-rata (A) adalah 12 byte
Panjang nilai rata-rata (V) adalah 128 byte
Parameter reorganisasi
Jumlah penambahan rekord (o) adalah 1200 rekord
Jumlah rekord ditandai sebagai dihapus (d) adalah 600 rekord
Parameter pemrosesan
Waktu untuk pemrosesan blok (c) = 2 ms
Hitunglah R, TF, TN, TI, TU, TX, TYdengan data berikut:
Struktur File adalah Pile
Parameter Harddisk
Putaran disk (RPM) adalah 6000 rpm
Seek Time (s) 5 ms
Transfer rate (t) sebesar 2 Kbyte/me atau 2048 byte/ms
Operasi pembacaan dan penulisan (TRW) sebesar 2 ms
Parameter penyimpanan
Variable-length spanned blocking
Ukuran blok (B) = 4096 byte
Ukuran pointer blok (P) = 8 byte
Ukuran interblok gap (G) = 512 byte
Parameter file
Jumlah rekord (n) adalah 10600 rekord
Jumlah field (a’) rata-rata adalah 15
Panjang nama rata-rata (A) adalah 12 byte
Panjang nilai rata-rata (V) adalah 128 byte
Parameter reorganisasi
Jumlah penambahan rekord (o) adalah 1200 rekord
Jumlah rekord ditandai sebagai dihapus (d) adalah 600 rekord
Parameter pemrosesan
Waktu untuk pemrosesan blok (c) = 2 ms
Jumat, 12 Juni 2015
Organisasi File
Element pokok perancangan system akses adalah cara record-record diorganisasikan atau distrukturkan.
Beberapa criteria umum untuk pemilihan organisasi file adalah [WIE-87]
• Redudansi yang kecil
• Pengaksesan yang cepat
• Kemudahan dalam memperbaharui
• Pemeliharaan yang sederhana
• Kehandalan yang tinggi
Terdapat enam organisasi dasar, kebanyakan organisasi file system termasuk salah satu atau kombinasi kategori-kategori ini. Enam organisasi pengaksesan file secara dasar adalah sebagai berikut :
1. File pile (pile file)
2. File sekuen (sequential file)
3. File sekuen berindeks (indexed-sequenstial file)
4. File berindek majemuk (multiple-indexed file)
5. File ber-hash (hashed file)
6. File cincin (multiring file)
A. PILE FILE
Pembahasan struktur file diketahui bahwa struktur dasar paling dasar sebuah file adalah pile dan file sekuensial. File pile atau file tumpukan merupakan struktur paling sederhana. Struktur ini jarang digunakan secara praktis tapi merupakan basis evaluasi struktur-struktur lain. Properti struktur pile Data tidak dianalisis, dikategorikan, atau harus memenuhi definisi atau ukuran field tertentu Panjang rekord dapat bervariasi dan elemen-elemen data tidak perlu serupa. Karakteristik struktur pile Biasanya data ditumpuk secara kronologis Tak ada keterkaitan antara ukuran file, record, dan blok Elemen data dapat beragam, dapat berbeda untuk tiap record ( berisi attribut lain ). Data harus disimpan secara lengkap beserta nama attributnya, tidak Cuma nilai atributnya.
‘Komponen file pile hanya berisi data’
Struktur dan pengaksesan Rekord berelasi dengan suatu objek atau kejadian di dunia nyata. Rekord berisi elemen-elemen ( field-field) data dan tiap elemen data perlu mempunyai identifikasi. Identifikasi pada pile adalah berupa nama atribut secara ekplisit. Misalnya: Tinggi = 163, Dimana, nilai elemen data adalah 163 dan nama deskripsi adalah tinggi. Tiap elemen data di pile berbentuk tuple dua komponen disebut pasanagn nama atribut – nilai atribut ( atribute name – value atribute ).
Format record
Sejumlah pasangan untuk mendefinisikan objek dan mengasosiasikan data dengan objek. Contoh :
|nama=Nurman,jurusan=IF,alamat=Sadang Serang 64, umur=24, tinggi=163.
ketika informasi akan diambil, pemilihan record dengan menspesifikasikan di argumen pencarian.
Penggunaan file pile
File pile merupakan struktur dasar dan tak berstruktur. Struktur ini memberikan fleksibilitas penuh. Struktur ini menggunakan ruang penyimpanan dengan baik saat data berukuran dan berstruktur beragam. Struktur ini sangat jelek untuk pencarian record tertentu. Berbagai penggunaan dari file pile, diantaranya :
File-file sistem
File log ( mencatat kegiatan )
File-file penelitian / medis
Config.sys
B. SEQUENTIAL FILE
Sequential File adalah file dengan organisasi urut. Data yang disimpan diurutkan berdasarkan urutan pemasukan data (urut berdasarkan nomor record). Data yang ditambahkan selalu menempati urutan berikutnya. Sequential file adalah record yang disimpan dalam media penyimpanan sekunder komputer, yang dapat diakses secara berurutan mulai dari record pertama sampai dengan record terakhir. Record per record searah. Record terakhir adalah rekaman fiktif yang menandai akhir dari arsip. Sequential adalah sekumpulan record yang disimpan dalam media penyimpanan sekunder computer, yang dapat diakses secara berurutan mulai dari record pertama sampai record terakhir. Sequential file merupakan suatu cara ataupun suatu metode penyimpanan dan pembacaan data yang dilakukan secara berurutan. Dalam hal ini, data yang ada akan disimpan sesuai dengan urutan masuknya. Data pertama dengan nomor berapapun, akan disimpan ditempat pertama, demikian pula dengan data berikutnya yang juga akan disimpan ditempat berikutnya. Dalam melakukan pembacaan data, juga akan dilakukan secara berurutan, artinya, pembacaan akan dimulai dari data paling awal dan dilanjutkan dengan data berikutnya sehingga data yang dimaksud bisa diketemukan.
Keuntungan dari Sequential file
Keuntungan utama dari organisasi Sequential file adalah:
1. Mengarsipkan desain adalah sederhana.
2. Lokasi dari rekaman memerlukan hanyalah kunci rekaman.
3. Ketika laju ke aktifan adalah tinggi,kesederhanaan dari mengakses cara membuat proses efisien.
4. Media file murah seperti pita magnet dapat dipergunakan untuk menyimpan data.
Kelemahan dari Sequential file
Kelemahan utama dari organisasi Sequential file adalah:
1.Memperbaharui memerlukan bahwa semua transaksi rekaman diurutkan pada urutan kunci rekaman.
2.Satu berkas menguasai baru,secara fisik pisahkan dan eksklusif, selalu diciptakan sebagai hasil pembaharuan percontohan.
3.Tambahan dan penghapusan dari rekaman tidak sederhana.
PENGOLAHAN SEQUENTIAL FILE
File merupakan fasilitas penyimpanan data pada external storage yang bersifat permanen, jika dibandingkan dengan penyimpanan ke RAM yang sifatnya sementara. Dengan pemakaian file kita dapat menghemat pemakaian RAM komputer yang memiliki jumlah yang terbatas serta dapat melakukan dokumentasi untuk jangka waktu yang panjang.
Pada QBasic pengolahan file dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu :
1. SEQUENTIAL FILE
2. RANDOM FILE
3. BINARY FILE
Pada Sequential file (file urut) proses pengolahannya dilakukan secara linier dari awal sampai akhir, tanpa bisa kembali kebagian sebelumnya, kecuali proses dimulai lagi dari awal. Jadi dalam pengolahan datanya bersifat first in first out, artinya pembacaan data dari file ini harus dimulai dari data yang paling awal. Pada umumnya pengolahan data yang menggunakan file sebagai media INPUT maupun OUTPUT memiliki tiga tahap, yaitu :
1. Tahap membuka file (OPEN)
2. Tahap memproses (INPUT/OUTPUT)
3. Dan yang terakhir adalah tahap menutup file (CLOSE)
Membuka File SEQUENTIAL
Untuk membuka file sequential yang akan diproses dapat digunakan penulisan sebagai berikut :
Syntax :
Open filename [FOR mode] AS [#]filenum
dimana mode terdiri dari :
INPUT, membuka file untuk proses INPUT
OUTPUT, membuka file baru untuk proses OUTPUT
APPEND, membuka file untuk untuk proses OUTPUT dimana data baru ditambahkan pada bagian akhir.
Contoh :
Open “Siswa.Dat” For Append AS #1
Akan membuka Siswa.Dat sebagai OUPUT dimana data baru ditambahkan pada bagian akhir. Jika file Siswa.Dat belum ada, maka akan dibuat yang baru.
Proses INPUT/OUTPUT
Perintah proses INPUT/OUTPUT pada sequential file sangat tergantung kepada bentuk perlakuan terhadap data. Untuk penulisan yang berorientasi pada baris, anda dapat menggunakan perintah PRINT, dan pembacaanya dapat menggunakan LINEINPUT. Penulisan yang berorientasi kepada data, anda dapat menggunakan perintah WRITE dan INPUT untuk proses pembacaannya.
Syntax :
PRINT #filenumber,[USING stringexpressin;]expression list
WRITE #filenumber[,expressionlist]
INPUT #filenumber, variablelist
LINEINPUT #filenumber, variable-string
Contoh :
Write #1, “920403024″,”Hendra”,80,90
menulis ke file nomor 1, dan data dapat dibaca kembali dengan perintah :
Input #1,Nim$,Nama$,Teori,Praktek
Catatan :
Anda dapat menggunakan fungsi bantu EOF(filenumber) untuk memeriksa apakah berada diposisi akhir file.
Proses CLOSE
Untuk menutup file dapat digunakan perintah CLOSE.
Syntax
CLOSE #filenumber
Contoh:
CLOSE #1
menutup file nomor 1.
C. INDEX SEQUENTIAL FILE
Index Sequential File merupakan perpaduan terbaik dari teknik sequential dan random file. Teknik penyimpanan yang dilakukan, menggunakan suatu index yang isinya berupa bagian dari data yang sudah tersortir. Index ini diakhiri denga adanya suatu pointer (penunjuk) yang bisa menunjukkan secara jelas posisi data yang selengkapnya. Index yang ada juga merupakan record-key (kunci record), sehingga kalau record key ini dipanggil, maka seluruh data juga akan ikut terpanggil. Untuk membayangkan penyimpanan dan pembacaan data secara sequential, kita bisa melihat rekaman lagu yang tersimpan pada kaset. Untuk mendengarkan lagu kelima, kita harus melalui lagu kesatu, dua, tiga dan empat terlebih dahulu.Pembacaan seperti inilah yang disebut sebagai sequential atau berurutan. Apabila lagu-lagu yang ada kemudian disimpan didalam compack-disk, maka untuk mendengar kan lagu yang kelima bisa langsung dilakukan (dibaca secara random). Disamping itu, dengan compack-disk juga bias dilakukan pembacaan secara berurutan atau sequential. Compack disk menyimpan lagu secara random. Untuk membayangkan penyimpanan data dengan menggunakan teknik index sequential ini, kita bisa melihat daftar isi pada sebuah buku. Pada bagian atas disebut sebagai index data yang berisi bagian dari data yang ada. Index data kemudian diakhiri dengan pointer yang menunjukkan posisi keseluruhan isi data.
Keuntungan dari Index Sequential file
Sangat cocok untuk digunakan menyimpan batch data ataupun individual data. Dibanding sequential file, pemanggilan data menjadi lebih cepat.
Kelemahan dari Sequential file
Access (pemanggilan) data tidak bisa disamakan dengan random (direct access file). Memerlukan adanya ruangan extra didalam memory untuk menyimpan index data. Memerlukan adanya hardware dan software yang lebih kompleks.
D. MULTIPLE INDEX FILE
Terdiri dari main file dan file-file index (file berindex majemuk).
Tidak ada rantai overflow.
Tidak dikenal konsep atribut kunci (tidak ada keterurutan berdasarkan atribut kunci).
Pengubahan data langsung dilakukan terhadap main file.
Format record dapat berupa name-value pair atau dapat berupa structured record.
Index bersifat multiple index, dinamis, record anchored.
Entri index terdiri dari atribut dan TID.
Entri index terurut berdasarkan nilai atributnya.
Next record diakses berdasarkan keterurutan entri pada index-nya.
Tiap index dapat bersifat multilevel.
TID pada index berisi alamat block dan posisi record.
Exhaustive vs partial index.
Pada Multiple Index File (file berindex majemuk), pembaharuan dilakukan terhadap file utama bukan file overflow, karena record dicari lewat indeks, maka indeks harus dinamis. Begitu terjadi pembaharuan ( insert, update, delete) mka indeks-indeks diperbaharui mengikuti perubahan di file utama. Contoh : Indeks Dinamis adalah Indeks B-tree.
B-Tree
BTree = Balanced Tree
Perubahan pada main file berimplikasi terhadap index-nya.
Struktur index menggunakan BTree.
Blok – blok BTree harus dijaga agar memuat setengah dari fan out ratio-nya (effective fan out antara y/2 – y).
Order Capacity = d
Kapasitas minimum = d, dan maximum = 2d
Khusus untuk root, kapasitas minimum = 1
Algoritma Penyisipan Btree
Cari posisi yang sesuai bagi record baru, mulai dari root BTree.
Jika tersedia space, sisipkan record baru sesuai urutan, jika tidak terjadi, overflow.
Jika terjadi overflow :
1. Split menjadi 2 node
2. Pilih node tengah untuk naik ke level berikutnya
3. Set pointer dari parent node ke child node
Algoritma Penghapusan Btree
Menghapus node pada leaf dan tidak melanggar kapasitas minimum, maka record langsung dihapus tanpa mengubah struktur BTree.
Menghapus node pada root dan tidak melanggar kapasitas minimum, maka ganti dengan 1 record dari leaf node kanan terkecil.
Menghapus node (leaf dan root), dan melanggar kapasitas minimum, maka perbaiki dengan redistribusi record. Apabila redistribusi record mengakibatkan pelanggaran kapasitas minimum pada node lain, maka lakukan coalescing node.
Contoh BTree dengan order capacity d = 2
E. HASHED FILE
Metode penempatan dan pencarian yang memanfaatkan metode Hash disebut hashing atau ‘Hash addressing’ dan fungsi yang digunakan disebut fungsi hashing / fungsi Hash. Fungsi hashing atau fungsi Hash inilah yang dapat menjadi salah satu alternatif dalam menyimpan atau mengorganisasi File dengan metode akses langsung. Fungsi Hash berupaya menciptakan “fingerprint” dari berbagai data masukan. Fungsi Hash akan mengganti atau mentransposekan data tersebut untuk menciptakan fingerprint, yang biasa disebut Hashvalue (nilai Hash). Hash value biasanya akan digambarkan sebagai suatu string pendek yang terdiri atas huruf dan angka yang terlihat random (data biner yang ditulis dalam notasiheksadesimal). Berkaitan dengan upayanya untuk menciptakan “fingerprint”, fungsi Hash digunakan juga pada algoritma enkripsi untuk menjaga integritas sebuah data.
Dalam konsepnya modern ini –selain digunakan pada penyimpanan data-, fungsi Hash adalah sebuah fungsi matematika, yang menerima masukan string yangpanjangnya sebarang, mengambil sebuah panjang variable dari string masukantersebut –yang disebut pre-image, lalu mekonversinkannya ke sebuah stringkeluaran dengan ukuran tetap (fixed), dan umumnya lebih pendek dari ukuran string semula, yang disebut message digest.
Pada penggunaan fungsi Hash, saat keadaan tertentu dapat terjadi tabrakan (coallision) pada home address yang dihasilkan. Yaitu saat munculnya nilai Hash yang sama dari beberapa data yang berbeda. Untuk mengantisipasi keadaan ini ada beberapa metode yang dapat digunakan, seperti perubahan fungsi Hash atau mengurangi perbandingan antara jumlah data yang tersimpan denganslot address yang tersedia. Hal-hal tersebut dapat meminimalisir tabrakan, tetapi tidak menghilangkannya. Kita tetap memerlukan collision resolution –sebuah prosedur untuk menempatkan data yang memiliki address yang sama.
1. Konsep-Konsep File Hashed
1.Organisasi file dengan metode akses langsung (direct acsess ), yang menggunakan suatu fungsi untuk memetakan key menjadi address
2. fungsi yang digunakan disebut fungsi hash/KAT (key to address transformation)
3. Address yang dihasilkan dari hasil perhitungan fungsi hash disebut dengan istilah home address
4. Jadi, terdapat dua komponen file hash :
Ruang rekord, yang terdiri atas m slot address
Fungsi hash, yang mentransformasi key menjadi address
5. Transfomasi key akan mudah jika key telah berupa nilai integer, untuk key berupa karakter alphanumerik terdapat proses prakondisi untuk mengubahnya menjadi suatu nilai integer.
2. Macam- Macam Fungsi Hashed
Fungsi Hash diimplementasi untuk mengkonversi himpunan kunci rekaman (K) menjadi himpunan alamat memori (L). Bisa dinotasikan dengan H : K -> L
Aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan fungsi Hash adalah :
• fungsi Hash harus mudah dan cepat dihitung
• fungsi Hash sebisa mungkin mendistribusikan
posisi yang dimaksud secara uniform sepanjang himpunan L sehingga collision yang mungkin terjadi dapat diminimalkan.
3. Tabrakan
Dengan menggunakan hashing, maka hubungan korespondensi satu-satu antara record key dengan alamat record akan hilang. Selalu timbul kemungkinan dimana terdapat dua buah record dengan kunci yang berbeda namun memiliki home address yang sama, dan terjadi tabrakan (collision). Tabrakan dapat diminimalisir dengan melakukan penggantian pada fungsi Hash yang digunakan, atau mengurangi packing factor.
a. Packing Factor
Packing factor, bisa disebut juga dengan packing density ataupun load factor adalah perbandingan antara jumlah data yang tersimpan terhadap jumlah slot address yang tersedia. Location Storage of Number Total Stored cord of Number Factor. Penggantian fungsi Hash dan pengurangan packing factor hanya meminimasisasi tabrakan, tetap dibutuhkan collision resolution.
b. Collision Resolution
Pada hashing untuk penempatan data, output dari fungsi Hash tidak selalu unik, namun hanya berupa kemungkinan suaru alamat yang dapat ditempati. Jika suatu home address sudah ditempati oleh record lain, maka harus dicarikan alamat lain. Proses pencarian Packing Re = alamat lain inilah yang disebut sebagai prosedur collision resolution.
1. Metode Collision Resolution
a. Open addressing
Metode dengan pencarian alamat alternative di alamat-alamat selanjutnya yang masih kosong.
Cara :
• Linear probing Pencarian dilakukan dengan jarak pencarian tetap
• Quardratic probing Pencarian dilakukan dengan jarak pencarian berubah dengan perubahan tetap.
• Double hashing
Pencarian dilakukan menggunakan dua fungsi Hash, yaitu fungsi H1 untuk menentukan home address dan fungsi H2 untuk menentukan increment jika terjadi tabrakan. Syarat metode ini adalah ukuran table merupakan bilangan prima sehingga kemungkinan terjadinya siklus pencarian pada slot yang sama dapat dihindari.
Algoritma : Tentukan home address dari key dengan fungsi H1.
IF home address kosong THEN
Sisip record pada home address.
ELSE
Hitung increment dengan fungsi H2 misalnya H2 (key) = x
Temukan slot kosong dengan cara increment sejauh x dari home address.
IF slot kosong ditemukan THEN
Sisip record pada slot kosong.
ELSE
Tabel telah penuh.
b. Computed chaining
Menggunakan “pseudolink” untuk menemukan next address jika terjadi collision. Tidak menyimpan actual address pada pseudolink, tapi address ditemukan dengan menghitung apa yang tersimpan pada pseudolink. Kinerja pseudolink lebih baik dibandingkan non-link karena menghilangkan penebakan lokasi (address).
Algoritma : Temukan home address dari key.
IF home address kosong THEN
Sisip record baru ke home address.
ELSE
Set 3 prioritas increment untuk mencari new address :
1 : Tentukan increment (new key).
2 : Tentukan increment (key pada current address).
3 : Penjumlahan hasil prioritas 1 dan 2.
WHILE new address belum kosong dan tabel belum penuh DO
Cek posisi mulai dari home address untuk ke – 3 prioritas untuk mencari new address yang kosong.
IF new address belum kosong THEN
Set ke – 3 nilai prioritas dengan kelipatannya.
END
WHILE
IF tabel penuh THEN
Proses sisip tidak dilakukan, keluarkan pesan “Tabel Penuh”.
ELSE
Sisip record baru pada new address.
Set field pseudolink pada home address dengan kode urut prioritas yang digunakan.
c. Coalesced hashing
Algoritma : Tentukan home address dari key.
IF home address kosong THEN
Sisip record pada home address.
ELSE
Temukan record terakhir dari data yang telah menempati home address, dengan mengikuti link. Temukan slot kosong mulai dari yang terletak pada address paling bawah.
IF slot kosong tidak ditemukan THEN
File telah penuh.
ELSE
Sisip record pada slot kosong.
Set link field dari record terakhir yang ber-home address sama ke alamat dari record yang baru disisip.
d. Chained progressive overflow
Algoritma : Tentukan home address dari key.
IF home address kosong THEN
Sisip record pada home address.
ELSE
Temukan slot kosong yang terletak setelah home address.
IF slot kosong ditemukan
THEN
Sisip record pada slot kosong.
ELSE
Tabel telah penuh.
e. Binary tree
Metode yang menggunakan struktur binary tree untuk pencarian address ketika erjadi tabrakan dengan memberikan dua pilihan langkah :
•Continue : melanjutkan pencarian address berikutnya yang mungkin ditempati oleh record yang akan disisipkan.
•Move : memindahkan record yang menempati address ke address berikutnya yang memungkinkan untuk ditempati record lama.
Algoritma : Tentukan home address dari key yang akan di-sisipkan (new key).
IF home address kosong THEN
Sisip record pada home address.
ELSE
WHILE new address tidak kosong dan tabel belum penuh DO Generate binary tree untuk mendapatkan new address :
4. Fungsi Hashed Satu Arah
Fungsi Hashed satu arah adalah fungsi Hash yang bekerja dalam satu arah. Maksud dari satu arah disini adalah bahwa pesan yang sudah diubah menjadi message digest tidak dapat dikembalikan lagi menjadi pesan semula (irreversible).
Sifat-sifat fungsi Hash satu-arah adalah sebagai berikut:
1. Fungsi H dapat diterapkan pada blok data berukuran berapa saja.
2. H menghasilkan nilai (h) dengan panjang tetap (fixed-length output).
3. H(x) mudah dihitung untuk setiap nilai x yang diberikan.
4. Untuk setiap h yang dihasilkan, tidak mungkin dikembalikan nilai x sedemikian sehingga H(x) =h. Itulah sebabnya fungsi H dikatakan fungsi Hash satu-arah (one-way Hash function).
5. Untuk setiap x yang diberikan, tidak mungkin mencari y ≠ x sedemikian sehingga H(y) = H(x).
6. Tidak mungkin mencari pasangan x dan y sedemikian sehingga H(x) = H(y).
Beberapa fungsi Hash satu-arah yang sudah dibuat, antara lain:
– MD2, MD4, MD5,
– Secure Hash Function (SHA),
– Snefru,
– N-Hash,
– RIPE-MD
F. MULTIRING FILE
I. Pengertian Multiring File
Multiring File merupakan metode pengorganisasian file yang berorientasi pada pemrosesan subset dari record secara efisien. Subset tersebut digambarkan sebagai grup dari beberapa record yang terdiri dari nilai atribut yang biasa. Contohnya “Semua pekerja yang berbicara bahasa Perancis”.
Subset dari record dihubungkan bersama secara eksplisit menggunakan pointer. Rantai penghubung ini menentukan urutan anggota dari subset. Setiap subset mempunyai record kepala yang merupakan record awal dari suatu rantai. Sebuah record kepala berisi informasi yang berhubungan dengan seluruh record anggota di bawahnya. Record-record kepala ini juga dapat dihubungkan menjadi sebuah rantai.
Tipe rantai tertentu yang digunakan untuk menggambarkan hal ini dinamakan ring, yang merupakan rantai di mana pointer anggota terakhir digunakan untuk menunkuk record kepala dari rantai. Ring-ring dapat disarangkan dalam banyak level kedalaman. Dalam hal ini record anggota dari ring level ke-i record kepala ring bawahan pada level i-1. Ring level terbawah, yang berisi data terakhir, selalu dianggap berada pada level 1.
Pencarian dalam Multiring File adalah dengan menelusuri rantai sampai atribut nilai yang dicari ditemukan. Kemudian rantai baru dimasuki untuk menemukan atribut recod bawahan. Proses ini diulang terus sampai record yang diinginkan ditemukan.
II. Interlinked Rings
Untuk pertanyaan (query) yang lebih spesifik, yaitu pertanyaan anggota rantai bawahan seperti “Daftar semua tukang patri di suatu perusahaan”, dara sebelumnya kurang efisien karena memerlukan pencarian yang melelahkan. Untuk keperluan ini digunakan struktur ring sebagai berikut.
Panah Bachman digunakan untuk menunjukkan bahwa pada kotak yang ditunjuk memiliki banyak record.
Bila kita ekspansikan contoh di atas dengan memisahkan pekerja dalam berbagai lokasi ke dalam departemen-departemen yang lebih spesifik, memungkinkan akses dengan urutan senioritas, dan tambahkan warehouse pada setiap lokasi dan biarkan informasi stock tersedia. Struktur diagramnya tampak sebagai berikut.
Hubungan di antara ring-ring tidak harus hirarkis. Hubungan dapat diimplementasi dengan merelasikan anggota dalam ring-ring yang sama, yang menyediakan banyak lintasan di antara record-record, atau menghubungkan ring-ring pada level yang lebih rendah kembali ke ring-ring dengan level lebih tinggi.
Efektivitas dari sebuah proses dalam melokasikan sebuah record sangat bergantung pada kecocokan pasangan atribut yang membentuk argument pertanyaan dengan struktur dari file. Bila file tidak diorganisasikan secara benar, maka proses tidak dapat berjalan secara efisien, dan dibutuhkan intervensi dari pengguna.
III. Struktur dari Multiring File
Semua record mempunyai struktur yang sama dalam Multiring File, tetapi isi dan ukuran merupakan fungsi dari ring-ring di mana mereka berada. Sebuah Multiring File dapat mempunyai sejumlah kategori record yang berbeda. Di sini definisi file telah menyimpang dari definisi awal. Di sini record-record tidak sama formatnya, dan keanggotaan ring serta keanggotaan file harus diketahui sebelum pemrosesan.
Format record yang sebenarnya bergantung pada kombinasi dari tipe-tipe ring di mana record tersebut menjadi anggota. Pasangan nilai atrinbut mengidentifikasi dirinya seperti pada pile. Tetapi biasanya tidak seperti itu, dan tiap record akan mempunyai pengidentifikasi tipe record.
Pada contoh berikut, field t mengidentifikasi record ini sebagai record pekerja. Tiap record dengan tipe t akan mempunyai field data yang sama dan 7 field pointer. Pengidentifikasi ini akan memungkinkan referensi ke sebuah deskripsi format recod yang tepat, disimpan dengan deskripsi umum dari file.
Untuk menghubungkan record-record ke dalam ring-ring mereka, pointer-pointer akan muncul dalam sebuah record yang umum. Sebuah record dapat dimiliki oleh ring-ring sebanyak jumlah pointer yang dimilikinya.
Dapat juga terdapat field-field data NULL, tetapi karena terdapat bayak tipe record dengan tujuan spesifik, file secara keseluruhan relative padat.
Setiap ring pasti memiliki kepala. Kepala ini dapat berupa poin masukan, anggota dari ring lain, atau keduanya. Ketika sebuah ring dimasuki dalam sebuah pencarian, poin masukan dicatat sehingga ring ini tidak dimasuki 2 kali.
IV. Manipulasi Ring
Umumnya organisasi Multiring File menghindari penggandaan data dengan menempatkan data biasa kepada semua anggota ring ke dalam record kepala dari ring. Efek negatifnya adalah dalam desain dasar ring, ketika sebuah record diambil berdasarkan kombinasi kata kunci pencarian, hasilnya yang dapat diaplikasikan dengan record tidak selalu dapat dilakukan dengan hanya atribut yang disimpan dalam anggota atau record kepala yang diakses selama pencarian sepanjang 1 lintasan. 2 alternatif yang digunakan, yaitu:
Pencarian Paralel melalui semua ring yang diidentifikasi dalam kata kunci pencarian dapat dilakukan, dengan menghilangkan pada record-record pada persimpangan ring-ring tersebut.
Pencarian Inisial dapat dilakukan berdasarkan atribut dengan efektivitas mempartisi terbaik. Record-record yang dikumpulkan kemudian dicek untuk ketepatan dengan menempatkan record kepala untuk tipe atribut lain yang diperlukan dan menolak record dengan nilai data yang tidak tepat.
Proses yang kedua di atas diaplikasikan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Query:
Find an Employee with Location =”Thule” and Profession=”Welder”.
Enter Location chain;
For each member record determine if key = Thule;
When found followEmplo yee chain;
For every Employee record the profession must be determined
Follow the profession chain;
When its header record is reached,
then inspect profession header for key = Welder
If the field matches the search key
then Employee member record becomes output;
Continue with the next Employee record;
When its header record, the Location = Thule is reached,
then the result is complete.
V. Keputusan Desain Ring File
Lama penelusuran rantai berbanding lurus dengan ukuran rantai. Ukuran rantai-rantai individu dapat dikurangi dengan menambah jumlah rantai-rantai dan jumlah level dalam struktur file.
Hal ini digambarkan dengan rumus sebagai berikut.
y = x√n dengan x = level
y = panjang rantai
n = record count
Waktu pencarian untuk record dengan level terendah berkurang secara proporsional sampai akar ke-x dari record count, n, dan bertambah secara proporsional sampai level x. Sebuah atribut yang tidak mempartisi file ke dalam banyak level tidak sangat berguna seperti elemen ring.
Peng-Cluster-an Ring
Record yang sering diakses bersama paling baik disimpan dengan derajat lokalitas yang tinggi. Satu ring umumnya dapat diletakkan seluruhnya dalam 1 silinder, seingga semua pencarian dihindari saat penelusuran cluster ring ini. Ketika referensi berulang-ulang kepada record kepala ring dibutuhkan, kepala record itu dapat berpartisipasi dalam cluster. Ring berikutnya dengan level lebih tinggi akan sulit untuk berpartisipasi, kecuali jika ruangan total yang dibutuhkan semua anggota record dan pendahulunya cukup kecil untuk disimpan dalam satu atau beberapa silinder. Dalam perubahan database yang dinamis, peng-cluster-an yang optimal sulit untu dijaga dan keuntungannya sedikit. Sebuah reorganisasi diperlukan untuk mengembalikan cluster-cluster.
Pengkategorian Atribut Real
Atribut yang merepresentasikan data real atau kontinyu tidak menyediakan partisi yang efektif kecuali jika dikategorikan secara artificial.
VI. Penggunaan Multiring File
Struktur Multiring merupakan dasar untuk beberapa database terbesar yang digunakan saat ini. Sistem informasi manajemen di mana banyak melibatkan tabulasi, penjumlahan, dan laporan pengecualian telah diimplementasikan menggunakan daftar Multiring ini.
Beberapa masalah dalam representasi ruang geografis dan arsitektur juga telah diselesaikan dengan pendekatan Multiring. Perkembangan saat ini dalam system multifile terintegrasi bergantung pada kapabilitas yang disediakan oleh struktur ring. Masalahnya adalah desain yang cermat berdasarkan pengetahuan tentang data dan pola penggunaan diperlukan sebelum Multiring File dapat diimplementasikan.
VII. Kinerja Multiring
Kinerja system Multiring sangat bergantung pada kecocokan dari penandaan atribut ke ring-ring tertentu.
Ukuran record dalam Multiring File
Karena banyak tipe record yang berbeda dalam Multiring File, estimasi akurat didapatkan hanya dengan mendaftar semua tipe, dengan frekuensi dan ukuran masing-masing.
Pengambilan record dalam Multiring File
Waktu untuk mengambil sebuah record adalah fungsi dari jumlah dan panjang rantai yang dicari. Panjang daripada ring bergantung pada ukuran file, jumlah level, dan seberapa baik file dipartisi ke dalam ring-ring.
Pengambilan record berikutnya dari Multiring File
Record berikutnya untuk urutan yang berhubungan dapat ditemukan dengan menelusuri rantai tersebut.
Pemasukan ke dalam Multiring File
Penambahan record ke dalam Multiring File dilakukan dengan menentukan spasi kosong yang cocok untuk record, menempatkan semua pendahulu untuk record baru, mengambil nilai dari link yang tepat dari pendahulu, menetapkannya ke dalam record baru, dan menempatkan nilai dari posisi record baru ke dalam area-area link pendahulu.
Meng-Update record dalam Multiring File
Jika hanya field data yang akan dirubah, update hanya memerlukan penemuan record dan penulisan ulang.
Membaca seluruh Multiring File
Pembacaan menurut rantai memerlukan bahwa sebuah record kepala diakses untuk setiap ring tambahan. Baik record kepala baru maupun lama diperlukan untuk bergerak di antara 2 ring.
Reorganisasi Mutiring File
Reorganisasi sebenarnya tidak diperukan sebagau bagian dari prosedur operasi normal. Hanya saat pemformatan ulang tipe record diperlukan, record-record seperti itu harus ditulis ulang, Ini hanya memerlukan reorganisasi parsial dari file, karena perubahan terbatas pada ring-ring pada level-level yang menggunakan tipe-tipe record itu.
KESIMPULAN
Terdapat enam organisasi dasar, kebanyakan organisasi file system termasuk salah satu atau kombinasi kategori-kategori ini. Enam organisasi pengaksesan file secara dasar adalah sebagai berikut :
1. File pile (pile file)
Pembahasan struktur file diketahui bahwa struktur dasar paling dasar sebuah file adalah pile dan file sekuensial. File pile atau file tumpukan merupakan struktur paling sederhana. Struktur ini jarang digunakan secara praktis tapi merupakan basis evaluasi struktur-struktur lain.
2. File sekuen (sequential file)
Sequential File adalah file dengan organisasi urut. Data yang disimpan diurutkan berdasarkan urutan pemasukan data (urut berdasarkan nomor record). Data yang ditambahkan selalu menempati urutan berikutnya.
3. File sekuen berindeks (indexed-sequenstial file)
Index Sequential File merupakan perpaduan terbaik dari teknik sequential dan random file. Teknik penyimpanan yang dilakukan, menggunakan suatu index yang isinya berupa bagian dari data yang sudah tersortir. Index ini diakhiri denga adanya suatu pointer (penunjuk) yang bisa menunjukkan secara jelas posisi data yang selengkapnya. Index yang ada juga merupakan record-key (kunci record), sehingga kalau record key ini dipanggil, maka seluruh data juga akan ikut terpanggil.
4. File berindek majemuk (multiple-indexed file)
Pada Multiple Index File (file berindex majemuk), pembaharuan dilakukan terhadap file utama bukan file overflow, karena record dicari lewat indeks, maka indeks harus dinamis. Begitu terjadi pembaharuan ( insert, update, delete) mka indeks-indeks diperbaharui mengikuti perubahan di file utama.
5. File ber-hash (hashed file)
Metode penempatan dan pencarian yang memanfaatkan metode Hash disebut hashing atau ‘Hash addressing’ dan fungsi yang digunakan disebut fungsi hashing / fungsi Hash. Fungsi hashing atau fungsi Hash inilah yang dapat menjadi salah satu alternatif dalam menyimpan atau mengorganisasi File dengan metode akses langsung.
6. File cincin (multiring file)
Multiring File merupakan metode pengorganisasian file yang berorientasi pada pemrosesan subset dari record secara efisien. Subset tersebut digambarkan sebagai grup dari beberapa record yang terdiri dari nilai atribut yang biasa. Contohnya “Semua pekerja yang berbicara bahasa Perancis”
Senin, 20 April 2015
Parameter Penyimpanan Sekunder
1. Parameter Media Penyimpanan
- Parameter Primer
Parameter yang mempengaruhi penyimpan primer adalah
teknologi yang digunakan ketika membuat media simpanan tersebut.
- Parameter Sekunder
Parameter yang mempengaruhi penyimpan sekunder adalah Random
Access Time yang meliputi :
a.
Seek time
b.
Latency time dan
c.
Transfer time ( r/w tergantung pada
ukuran blok data dan rata-rata transfer data ).
2. Parameter
Penyimpanan Sekunder
Ada 2
Jenis Parameter, yaitu :
A. Waktu
Pengaksesan Acak
B. Kecepatan
Transfer Data
A.
Parameter Waktu Pengaksesan Acak
1.
Access Dellay Time :
a.
Seek Time (s)
Waktu
pergerakan head untuk mencapai track / jalur lokasi data pada media penyimpanan
sekunder.
Rumus
: s = sc + δi
Keterangan
:
sc = waktu
pengkondisian awal
δi = waktu pergerakan antar record
b.
Rotational Latency
Rotational
Latency adalah waktu pergerakan head untuk mecapai blok data pada media
penyimpanan sekunder.
Rumus
: r = ½ * ((60*1000)/RPM)
Keterangan
:
RPM = Jumlah Putaran Permenit
2. Data Transfer Time
a.
Record Transfer Time
Record
Transfer Time adalah waktu transfer record dengan panjang record.
Rumus
: TR = R / t
Keterangan
:
R
= Ukuran Record
t
= Transfer Rate
b.
Block Transfer Time
Block
Transfer Time adalah waktu transfer satu blok data .
Rumus
: Btt = B /t
Keterangan
:
B
= Ukuran Blok
t= Transfer Rate
B. Kecepatan Transfer Data
·
Block adalah Unit Informasi aktual yang ditransfer antara
penyimpanan sekunder ke penyimpanan primer atau sebaliknya secara serentak.
·
Sektor adalah Pembagian track ke dalam block dengan ukuran yang
sama untuk satu disk.
·
Hard Sektoring : Pembentukan sektor sepenuhnya yang dilakukan oleh head.
·
Soft Sektoring : Pembentukan sektor menggunakan program
Waktu pembacaan atau penulisan data
media penyimpanan sekunder bergantung pada
·
Ukuran Blok
·
Variable Length Spannned Blocking
3.
Ukuran Blok
Ukuran
Blok yang sama pada media penyimpanan dapat menyebabkan pemborosan pada media
penyimpanan. Sehingga ukuran blok harus di pilih hati-hati agar pemborosan
dapat di minimumkan.
Metode Blocking :
A.
Fixed Blocking
Fixed
Blocking Adalah satu blok yang terdiri dari sejumlah record dengan panjang
record tetap.
· Fixed length record
· Record length <= Block Size
· Blocking Factor (Bfr) = [B/R]
· B = Ukuran Block Block, R = Ukuran Record
B.
Variable Length Spaned Blocking
Block
berisi record-record dengan panjang tidak tetap. Jika satu record tidak dapat
dimuat disatu block, sebagian record disimpan di block lain.
Rumus = |(B-P) / |(R+M)|
Keterangan :
B = Block Size
P = Block Pointer
R = Panjang Record rata-rata
M = Record Mark
C.
Variable
Length Unspaned Blocking
Block berisi record-record dengan panjang tidak tetap.
Setiap record harus dimuat di satu block.
Rumus = |(B-1/2R)| / |(R+M)|
Keterangan :
B = Block Size
P = Block Pointer
R = Panjang Record rata-rata
M = Record Mark
4. Transfer Rate
Adalah
Kecepatan transfer data aktual dari main memory ke secondary memory /
sebaliknya. Satuan yang dipakai Byte/detik, kbyte/dt, Mbyte/dt. Waktu yang
dibutuhkan untuk membaca 1 record dengan panjang R byte adalah :
Rumus
= TR = R / t ms
Bila
waktu yang diperlukan untuk mentransfer semua block = B/t, maka block transfer
time (btt) :
Rumus
= btt = B / t
Block transfer time ditentukan oleh ukuran block (B)
5.
Buffer
Merupakan
bagian memory yang dicadangkan dimana data secara sementara dipertahankan
menunggu kesempatan untuk melengkapi proses transfer ke atau dari device
penyimpanan atau ke lokasi di memori.
Pemakaian Buffer :
Total kapasitas buffer = jumlah
pemakai * jumlah file * buffer * kapasitas 1 block buffer
6. Pemborosan Ruang
· Besar ruang yang tidak digunakan untuk menyimpan data
·
Diukur berdasar relatif terhadap
rekord (per rekord), yaitu:
* Pemborosan karena Gap (WG)
* Pemborosan karena Blocking (WR)
7.
Nilai Pemborosan
·
Nilai Pemborosan : WG = G / Bfr
·
Fixed Blocking : W = WG + WR
·
Variable Length Spanned Blocking
Variable : W = P+(P+G) / Bfr
·
Variable Length UnSpanned Blocking :
W = P+(1/2+G) / Bfr
Langganan:
Postingan (Atom)